Senin, 12 September 2022

Penerjemahan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)

Gambar ilustrasi Penerjemahan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (Iptek) 

Penerjemahan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK): tujuan utama penguasaan bahasa asing di Indonesia adalah untuk melancarkan ahli teknologi. Sebenarnya di samping pengajaran bahasa asing ada satu cara yang dapat ikut mendorong, meningkatkan, dan mempercepat proses transfer (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) IPTEK itu, yakni penerjemahan naskah-naskah IPTEK ke dalam bahasa Indonesia.

Lalu siapa yang akan menjadi penerjemah dalam bidang penerjemahan ilmu pengetahuan dan teknologi ini? Tentu saja jawabnya siapa saja yang berminat melakukannya asalkan ia memenuhi beberapa syarat: (1) menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran dengan baik, dan (2) menguasai atau paling tidak mengenal bidang IPTEK yang akan diterjemahkan. Secara personal, mereka ini bisa saja para penerjemah professional, para dosen bidang ilmu yang bersangkutan, atau para ahli di bidang tersebut. Akan tetapi, umumnya, para peneliti dan para ahli ini tidak mempunyai cukup banyak waktu melakukan penerjemah an ini. 

Oleh karena itu, para cendekia yang berpotensi bisa juga menyumbangkan karya nyata bagi bangsa ini dengan cara menerjemahkan buku-buku IPTEK. Mereka ini adalah para pensiunan peneliti, para pakar ilmu tertentu yang sudah tidak aktif lagi, bahkan ibu rumah tangga yang me miliki keahlian tertentu dalam bidang IPTEK, yang karena sesuatu hal tidak dapat memanfaatkan ilmu yang dikuasainya.


Fungsi Bahasa dan Komunikasi IPTEK


Untuk lebih memahami hakekat penerjemahan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlebih dahulu ada baiknya jika kita tinjau fungsi teks. Dalam suatu teks sebenarnya terjadi komunikasi antara penulis dan pem baca. Jadi menerjemahkan suatu teks berarti menerjemah kan komunikasi. Dan seperti telah kita ketahui, komunikasi ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Menurut para ahli, fungsi komunikasi dikategorikan menjadi enam.

1. Fungsi Referensial

Fungsi referensial terutama mengacu pada referen atau rujukan kata. Di sini yang dipentingkan adalah acuannya, bendanyam atau konsepnya.

Contoh : Di dalam kutipan di atas, referan atau acauannya adalah konsep tentang "pidgin" yang sedang diterangkan.

Di dalam kutipan di atas, fungsi referensial sangatlah dominan. Di dalam teks IPTEK fungsi ini sangat penting karena suatu teks IPTEK harus memiliki acuan yang jelas, unsur-unsur yang mengandung makna, konsep yang tidak bermakna ganda.

Di dalam teks di atas, kata ganti "it" digunakan ber ulangkali untuk menunjuk pada "pidgin", Jelasnya "it" di sini berarti "pidgin". Di teks lain, arti "it" bukan lagi "pid gin", tetapi konsep atau kata lain yang mendahuluinya. Dalam kalimat "Money is one of the best human achievement. It enables a veery practical exchange of good", "it" berarti "money".

Di dalam bahasa Indonesia kata ganti ini mirip sekali dengan "ia" atau "dia". Hanya saja "ia" dan "dia" jarang sekali dipakai untuk merujuk benda. Sebalikya, "it" di dalam bahasa Inggris selalu dipakai untuk merujuk benda. Untuk orang, maka bahasa Inggris mempunyai "I, We You, They, he dan she", dan bahasa Indonesia mempunyai "saya, kami, kita, anda, mereka, dan ia atau dia. Di dalam bahasa Indonesia, pengulangan sering dipakai dan ini suatu kewajaran. Di dalam bahasa Inggris, pengulangan kata benda dipandang sebagai kekurangan. Oleh karena itu, di dalam menerjemahkan kata-kata yang mengandung fungsi referensial ini, penerjemah harus pandai-pandai me nimbang untuk menentukan apakah ia harus menerje mahkan kata ganti tersebut atau mengulang saja kata yang dirujuk Sebagai ilustrasi, berikut ini disajikan terjemahan dari paragraf bahasa Inggris di atas. Perhatikan bahwa kata ganti "it" diganti dengan rujukannya "pidgin agar lebih terasa Indonesia.

Pidgin adalah bahasa yang tidak mempunyai penutur ash. Pidgin bukanlah bahasa ibu siapapun, tetapi pidgi merupakan bahasa pergaulan. Ini berarti bahwa pidgin merupakan produk situasi multilingual, yang pada sa itu orang-orang yang ingin berkomunikasi harus mence atau berimprovisasi terhadap sistim bahasa sederhana yang akan membuat mereka mampu berkomunikasi.

2. Fungsi Estetis

Fungsi estetis sering juga disebut fungsi puitis. Fungsi yang terutama mementingkan keindahan komunikasi se ring kali dijumpai pada teks-teks sastra dan juga lirik-lirik Lagu Fungsi ini biasanya dihadirkan dengan pemakaian kata-kata yang berbunga-bunga atau bahkan bermakna ganda. Oleh karena itu, fungsi ini sangat jarang terdapat dalam teks-teks II'TEK, sebab teks IPTEK harus disajikan dengan lugas tanpa memakai bahasa yang bisa menim bulkan kegandaan tafsir.

Sebagai contoh kalimat yang mengandung fungsi ini adalah salah satu bait lagu "Cadle in the Wind" yang di tulis oleh Elton John untuk mengantar kepergian Lady Diana berikut ini

It seems to me lived your life like a cadle in the wind Bagiku, rasanya kau menjalani hidupmu sebagai se buah lilin diterpa angin.

Klausa "bagai lilin diterpa angin" tidak lugas dan me nimbulkan banyak tafsir. Bagaimana yang dimaksud engan "hidup bagai lilin yang diterpa angin?" kalimat ini sangat berbeda dengan kalimat "Lilin itu mati karena tertiup angin. Kalimat ini lugas, tidak meimbulkan kegandaan tafsir. Mak nanya jelas sekali dan pasti: ada lilin menyala. Udara di tem pat itu bergerak ke arah tertentu. Oleh karenanya lilin itu mati.

3. Fungsi Ekspresif

Fungsi ekspresif sering kali disebut juga fungsi emotif. Fungsi ini berfokus pada pembicaraan atau penulis, yaitu proses pengungkapan kehendak dan perasaan pembicara atau penulis. Contoh teks yang kental dengan fungsi ini ada lah buku harian, otobiografi, memoar, ulasan dan komen tar atau resensi. Karya sastra pun sangat sering mengan dung fungsi ini.

Teks IPTEK jarang menonjolkan fungsi ini karena yang terpenting di dalam teks IPTEK adalah acuannya bukan cara menerangkan acuan itu yang mungkin saja khas bagi tiap-tiap penulisnya. Kalau toh fungsi ini hadir di dalam teks IPTEK, maka fungsi ini bisa saja diabaikan.

4. Fungsi Direktif

Fungsi direktif ini sering juga disebut fungsi konatif atau fungsi imperatif. Fungsi ini berfokus pada penerima pesan, pendengar, atau pembaca. Fungsi ini hadir dengan nyata bila si penerima pesan, pendengar atau pembaca itu bisa memberi tanggapan, reaksi atau perbuatan sesuai dengan kehendak penulis Fungsi ini sering dijumpai di dalam teks II'TEK terutama teks mengenai petunjuk melakukan sesuatu, mulai buku manual alat-alat listrik sampai petun jak pelaksanaan percobaan di laboratorium,

5. Fungsi Fatis

Fungsi ini berfokus pada kelangsungan jalannya ko munikasi atau terjaganya hubungan komunikasi antara pembicara/perialis dengan pendengar/pembaca. Biasanya fungst ini ada di dalam komunikasi yang tidak langsung misalnya lewat telepon antara seseorang dengan orang lain, lewat radio (ORARI, KRAP), lewat radio udara dan lain-lain Selain itu, di dalam buku IPTEK pun kadang juga terdapat funga ini. Ada banyak cara penulis mengingatkan pem bacanya bahwa ia sedang membahas masalah A dan bukan B. sebagai contoh, setelah dalam beberapa paragraf penu lis membahas ciri pertama dari gunung berapi, penulis memulai alinea baru dengan kata "Ciri kedua dari gunung berapa aktif adalaf

6. Fungsi Metalingual

Fungsi ini berfokus pada lambang yaitu perlambang an unsur, konsep dan relasi. Fungsi ini sangat penting bagi teks IPTEK. Di dalam matematika terdapat banyak rumus Dan rumus-rumus ini adalah perwujudan akan penting nya fungsi metalingual ini. Huruf-huruf di dalam rumus tersebut adalah lambang-lambang yang mewakili konsep konsep. Cobalah ingat rumus luas persegi panjang yang sangat sederhana itu, L pxl. Di dalam rumus ini L. me wakili konsep luas, sedangkan I dan p mewakili konsep luas dan panjang, Jangan lupa bahwa x mewakili lambang

Dalam kaitannya ilmu penerjemahan, dewasa ini banyak lembaga atau biro penyedia penerjemahan dalam bidang teknologi. Tidak sulit menemukan Jasa Penerjemah Resmi Tersumpah yang menyajikan hasil terjemahan yang akurat sesuai dengan makna dokumen sumber, Kita bisa dengan mudah menemukannya melalui mesin perambah.